KELOMPOK 3
TUGAS PKN
PELAKSANAAN
DEMOKRASI DI INDONESIA MASA ORDE BARU
![]() |
|||||
![]() |
![]() |
||||
Disusun Oleh :
1.Amalia
Farizkya A (02)
2.Dian
Andanita W (06)
3.Firda
Arrahmawati (11)
4.Kristina Ika
M (14)
5.Restu Amalia (25)
6.Sri Utami (27)
7.Suci Dyah N (28)
8.Suci Naruntika (29)
XI AP 2
SMK NEGERI 6 SURAKARTA
1.ORDE BARU
Orde Baru adalah sebutan bagi
masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia . Orde Baru menggantikan Orde
Lama yang merujuk kepada era pemerintahan Soekarno. Lahirnya Orde Baru diawali
dengan dikeluarkannya Surat Perintah 11 Maret 1966 .Orde Baru berlangsung dari
tahun 1966 hingga 1998 . Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi Indonesia
berkembang pesat meskipun hal ini terjadi bersamaan dengan praktik
2.LATAR BELAKANG
LAHIRNYA ORDE BARU
Orde baru lahir karena
dilatarbelakangi oleh beberapa hal, antara lain :Terjadinya peristiwa Gerakan
30 September 19652.Keadaan politik dan keamanan negara menjadi kacau karena
peristiwa Gerakan 30September 1965 ditambah adanya konflik di angkatan darat
yang sudah berlangsunglama..
Keadaan perekonomian semakin
memburuk dimana inflasi mencapai 600% sedangkanupaya pemerintah melakukan
devaluasi rupiah dan kenaikan harga bahan bakar menyebabkan timbulnya keresahan
masyarakat.
Reaksi keras dan meluas dari
masyarakat yang mengutuk peristiwa pembunuhan besar-besaran yang dilakukan oleh
PKI. Rakyat melakukan demonstrasi menuntut agar PKI berserta Organisasi Masanya
dibubarkan serta tokoh-tokohnya diadili
Kesatuan aksi
(KAMI,KAPI,KAPPI,KASI,dsb) yang ada di masyarakat bergabungmembentuk Kesatuan
Aksi berupa ³Front Pancasila´ yang selanjutnya lebih dikenaldengan ³Angkatan
66´ untuk menghacurkan tokoh yang terlibat dalam Gerakan 30September 19656.
Kesatuan Aksi ³Front Pancasila´
pada 10 Januari 1966 di depan gedung DPR-GR mengajukan tuntutan’’TRITURA(Tri
Tuntutan Rakyat).
Upaya
reshuffle kabinet Dwikora pada 21 Februari 1966 dan Pembentukan KabinetSeratus
Menteri tidak juga memuaskan rakyat sebab rakyat menganggap di kabinettersebut
duduk tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965.
Wibawa
dan kekuasaan presiden Sukarno semakin menurun setelah upaya untuk mengadili
tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965 tidak berhasil dilakukan meskipun telah dibentuk
Mahkamah Militer Luar Biasa(Mahmilub)
Sidang
Paripurna kabinet dalam rangka mencari solusi dari masalah yang sedang
bergejolak tak juga berhasil. Maka Presiden mengeluarkan Surat Perintah Sebelas
Maret 1966 (SUPERSEMAR) yang ditujukan bagi Letjen Suharto guna mengambil
langkah yang dianggap perlu untuk mengatasi keadaan negara yang semakin kacau
dan sulit dikendalikan.
Upaya menuju pemerintahan Orde Baru :
Setelah dikelurkan
Supersemar maka mulailah dilakukan
penataan pada kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan Pancasila dan UUD
1945.Penataan dilakukan didalam lingkungan lembaga tertinggi negara dan
pemerintahan. Dikeluarkannya Supersemar
berdampak semakin besarnya kepercayaan rakyat kepada pemerintah karena
Suharto berhasil memulihkan keamanan dan membubarkan PKI. Munculnya konflik
dualisme kepemimpinan nasional di Indonesia.
Hal ini disebabkan karena saat
itu Soekarno masih berkuasa sebagai presiden sementara Soeharto menjadi
pelaksana pemerintahan. Konflik Dualisme inilah yang membawa Suharto mencapai
puncak kekuasaannya karena akhirnya Sukarno mengundurkan diri dan menyerahkan
kekuasaan pemerintahan kepada Suharto.Pada tanggal 23 Februari 1967,
MPRS menyelenggarakan sidang
istimewa untuk mengukuhkan pengunduran diri Presiden Sukarno dan mengangkat
Suharto sebagai pejabatPresiden RI.
Dengan
Tap MPRS No. XXXIII/1967 MPRS mencabut kekuasaan pemerintahan negara dan
menarik kembali mandat MPRS dari Presiden Sukarno .Tanggal 12Maret 1967 Jendral
Suharto dilantik sebagai Pejabat
Presiden
Republik Indonesia. Peristiwa ini menandai berakhirnya kekuasaan Orde Lama dan
dimulainya kekuasaan Orde Baru. PadaSidang Umum bulan Maret 1968 MPRS
mengangkat Jendral Suharto sebagai Presiden Republik Indonesia
3. PERKEMBANGAN
POLITIK MASA ORDE BARU
1.Politik dalam
negeri era order baru.
A. .Pembentukan Kabinet
Pembangunan Kabinet awal pada masa peralihan kekuasaan (28 Juli 1966) adalah
Kabinet AMPERA dengan tugas yang dikenal dengan nama Dwi Darma Kabinet Amper
yaitu untuk menciptakan stabilitas politik dan ekonomi sebagai persyaratan
untuk melaksanakan pembangunan nasional. Program Kabinet AMPERA yang
disebutCatur Karya Kabinet AMPERA adalah sebagai berikut.
Memperbaiki
kehidupan rakyat terutama di bidang sandang dan pangan
Melaksanakan
pemilihan Umum dalam batas waktu yakni 5 Juli 1968.
Melaksanakan
politik luar negeri yang bebas aktif untuk kepentingan nasional.
Melanjutkan
perjuangan anti imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk dan
manifestasinya b.
B. .Selanjutnya setelah sidang
MPRS tahun 1968 menetapkan Suharto sebagai presiden untuk masa jabatan 5 tahun
maka dibentuklah kabinet yang baru dengan nama Kabinet Pembangunan..
C. .Penyederhanaan dan
Pengelompokan Partai Politik Setelah pemilu 1971 maka dilakukan penyederhanakan
jumlah partai tetapi bukan berarti menghapuskan partai tertentu sehingga
dilakukan penggabungan (fusi) sejumlah partai. Sehingga pelaksanaannya
kepartaian tidak lagi didasarkan pada ideologi tetapi atas persamaan program.
Penggabungan tersebut menghasilkan tiga kekuatan sosial-politik, yaitu:
Partai
Persatuan Pembangunan (PPP) merupakan fusi dari NU, Parmusi, PSII, danPartai
Islam Perti yang dilakukan pada tanggal 5 Januari 1973 (kelompok partai politik
Islam).
Partai
Demokrasi Indonesia (PDI), merupakan fusi dari PNI, Partai Katolik,
PartaiMurba, IPKI, dan Parkindo (kelompok partai politik yang bersifat
nasionalis).
Golongan
karya (golkar)
D. Pemilihan Umum Selama masa
Orde Baru telah berhasil melaksanakan pemilihan umum sebanyak enam kali yang
diselenggarakan setiap lima tahun sekali, yaitu:tahun 1971, 1977,1982, 1987,
1992, dan 1997..
E.
Mengadakan Penentuan Pendapat Rakyat (Perpera) di Irian Barat pada tanggal 2
Agustus 1969.
Kebijakan
lain yang di ambil pemerintah Orde baru adalah menetapkan peran ganda ABRI yang
di kenal dengan Dwifungsi ABRI.ABRI tidak hanya berperan dalam bidang
pertahanan dan keamanan Negara tetapi juga berperan di bidang politik.Hal
terbukti dari banyaknya anggota ABRI yang ternyata memegang jabatan sipil
seperti walikota,bupati dan gubenur bahkan ABRI memiliki jatah di keanggotaan
MPR/DPR.Alasan yang mendasari kebijakan tersebut tertuang dalam pasal 27 ayat
(1)UUD 1945.Pasal tersebut mengemukakan bahnwa “segala warga Negara bersama
kedudukankannya di dalam hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya.Bukan hanya pada bidang politik pemerintahan,ternyata
kedudkan ABRI dalam masyarakat Indonesia juga merambat di sector ekonomi.Banyak
anggota ABRI menjadi kepala skepala BUMN maupun komisaris di berbagai
perusahaan swasta .
4. KEHIDUPAN BIDANG
EKONOMI ORDE BARU
Pada
masa Demokrasi Terpimpin, Negara bersama aparat ekonominya mendominasi seluruh
kegiatan ekonomi sehingga mematikan potensi dan kreasi unit-unit ekonomi
swasta. Sehingga, pada permulaan Orde Baru program pemerintah berorientasi pada
usaha penyelamtan ekonomi nasioanl terutama pada usaha mengendalikan tingkat
inflasi, penyelamatan keuangan Negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat .
Tindakan pemerintah ini dilakukan karena adanya kenaikan harga pada awal tahun
1966 yang menunjukkan tingkat inflasi kurang lebih 650 % setahun. Hal itu
menjadi penyebab kurang lancarnya program pembangunan yang telah direncanakan
pemerintah.
Oleh
karena itu pemerintah menempuh cara sebagai berikut :
1. Stabilisasi
dan Rehabilitasi Ekonomi
ekonomi
yang kacau sebagai peninggalan masa Demokrasi terpimpin, pemerintah menempuh
cara:
Mengeluarkan
Ketetapan MPRS No.XXIII/MPRS/1966 tentang pembangunan
MPRS mengeluarkan garis program pembangunan,
yakni program penylematan, program stabilitas dan rehabilitasi, serta program
pembangunan.
Program
pemerintah diarahkan pada upaya penyelamatan ekonomi nasional terutama
stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi. Stabilisasi berarti mengendaliakan
inflasi agar harga barang-barang tidak melonjak terus. Sedangkan Rehabilitasi
adalah perbaikan secara fisik sarana dan prasarana ekonomi. Hakikat dari
kebijakan ini adalah pembinaan sistem ekonomi berencana yang menjamin
berlangsungnya demokrasi ekonomi kearah terwujudnya masyarakat adil dan makmur
berdasarkan Pancasila.
Langkah-langakah
yang diambil Kabinet pada saat itu yang mengacu pada Tap MPRS tersebut adalah
sbb :
1.
mendobrak kemacetan ekonomi dan memperbaiki sektor-sektor yang menyebabkan
kemacetan, seperti :
- rendahnya penerimaan Negara
- tinggi dan tidak efisiennya pengeluaran
Negara
- terlalu banyak dan tidak produktifnya
ekspansi kredit bank
- terlalu banyak tunggakan hutang luar
negri
- penggunaan devisa bagi impor yang
sering kurang berorientasi pada kebutuhan prasarana.
2. Debirokrtisasi untuk memperlancar kegiatan
perekonomian
3.
Berorientasi pada kepentingan produsen kecil
Untuk
melaksanakan langkah-langkah penyelamatan
tersebut maka ditempuh cara :
-mengadakan operasi pajak
- cara pemungutan pajak baru bagi
pendapatan perorangan dan kekayaan dengan menghitung pajak sendiri dan
menghitung pajak orang
- penghematan pengeluaran pemerintah
(pengeluaran konsumtif dan rutin), serta menghapuskan subsidi bagi perusahaan
Negara
- membatasi kredit bank dan menghapuskan
kredit impor
2. Kerja Sama
Luar Negri
Keadaan ekonomi Indonesia paska
Orde Lama sangat parah,hutangnya mencapai 2,3-2,7 miliar sehingga pemerintah
Indonesia meminta Negara-negara kreditor untuk dapat menunda pembayaran kembali
utang Indonesia. Pemerintah mengikuti perundingan dengan Negara-negara kreditor
di Tokyo Jepang pada 19-20 September 1966 yang menanggapi baik usaha pemerintah
Indonesia bahwa devisa ekspornya akan digunakan untuk pembayaran utang yang
selanjutnya akan dipakai untuk mengimpor bahan-bahan baku.
Perundingan
dilanjutkan di Paris, Perancis dan dicapai kesepakatan sebagai berikut:
- Utang-utang Indonesia yang seharusnya
dibayar tahun 1968 ditunda pembayarannya hingga tahun 1972-1979
- Utang-utang Indonesia yang seharusnya
dibayar tahun1969 dab 1970 dipertimbangkan untuk ditunda juga pembayarannya.
Perundingan
dilanjutkan di Amsterdam, Belanda pada tanggal 23-24 Februari 1967. Perundingan
itu bertujuan membicarakan kebutuhan Indonesia akan bantuan luar negri serta
kemungkinan pemberian bantuan dengan syarat lunak yang selanjutnya dikenal
dengan IGGI (Inter Governmental Group for Indonesia). Melalui pertemuan itu
pemerintah Indonesia berhasil mengusahakn bantuan luar negri. Indonesia mendapatkan
penangguhan dan keinginan syarat-syarat pembayaran utangnya.
3. Pembangunan
Nasional
Dilakukan
pembangunan nasional pada masa orde baru dengan tujuan terciptanya masyarakat
yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Arah dan kebijaksanaan
ekonominya adalah pembangunan pada segala bidang. Pedoman pembangunan nasional
adalah Trilogi Pembangunan dan Delapan Jalur Pemerataan. Inti dari kedua
pedoman tersebut adalah kesejahteraan bagi semua lapisan masyarakat dalam
suasana politik dan ekonomi yang stabil.
Isi trilogi Pembangunan adalah sebagai berikut
:
Pemerataan
pembangunan dan hasil-hasilnya menuju kepada terciptanya keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis
Pelaksanannya
pembanguanan nasional dilakukan secara bertahap yaitu:
Jangka panjang mencakup periode 25 sampai 30
tahun
Jangka
pendek mencakup periode 5 tahun
(pelita
/ pembangunan lima tahun), merupakan jabaran lebih rinci dari pembangunan jangka panjang
sehingga tiap pelita akan selalu saling berkaitan/berkesinambunagn .
Selama
periode Orde Baru terdapat 6 pelita, yaitu :
- Pelita I
Dilaksanakan
pada 1 April 1969 hingga 31 Maret 1974 yang menjadi landasan awal pembanguna
ORBA.
Tujuan
Pelita I : untuk meningkatkan taraf hidup rakyat dan sekaligus meletakkan
dasar-dasar bagi pembangunan dalam tahap berikutnya.
Sasaran
Pelita I : pangan, sandang, perbaikan prasarana,perumahan rakyat, perluasan
lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani.
Titik
Berat Pelita I : pembanguan bidang pertanian sesuai dengan tujuan untuk
mengejar keterbelakangan ekonomi melalui proses pembaharuan bidang pertanian,
karena mayoritas penduduk Indonesia masih hidup dari hasil pertanian.
Muncul
peristiwa marali (malapetaka limabelas januari) terjadi pada tanggal 15-16
Januari 1974 bertepatan dengan kedatangan PM Jepang Tanaka ke Indonesia.
Peristiwa ini merupakan kelanjutan demonstrasi para mahasiswa yang menuntut
Jepang agar tidak melakukan dominasi ekonomi di Indonesia sebab produk barang
Jepang terlalu banyak beredar di Indonesia. Terjadilah pengrusakan dan
pembakaran barang-barang buatan Jepang.
Ø
Pelita II
Dilaksanakan
pada tanggal 1 April 1974 hingga 31 Maret 1979.
Sasaran
Utamanya adalah tersedianya pangan, sandang, perumahan, sarana dan prasarana,
mensejahterakan rakyat dan memperluas kesempatan kerja. Pelaksanaan Pelita II
cukup berhasil, pertimbuhan ekonomi rata-rata mencapai 7 % per tahun. Pada awal
pemerintahan Orde Baru laju inflasi mencapai 60 % dan pada akhir Pelita I laju
inflasi turun menjadi 47 %. Selanjutnya pada tahun keempat Pelita II, inflasi
menjadi 9,5 %.
- Pelita III
Dilaksanakan
pada tanggal 1 April 1979 hingga 31 Maret 1984. Pelita III pembangunan masih
berdasarkan pada Trilogi Pembangunan dengan penekanan lebih menonjol pada segi
pemerataan yang dikenal dengan Delapan Jalur Pemerataan, yaitu:
a)
Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat, khususnya sandang, pangan, dan
perumahan
b)
Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan.
c)
Pemerataan pembagian pendapatan
d)
Pemerataan kesempatan kerja
e)
Pemerataan kesempatan berusaha
f)
Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya bagi generasi
muda dan kaum perempuan
g)
Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air
h)
Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan
- Pelita IV
Dilaksanakan
pada tanggal 1 April 1984 hingga 31 Maret 1989. titik beratnya adalah sektor
pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan industri yang dapat
menghasilkan mesin industri sendiri. Terjadi resesi pada awal tahun 1980 yang
berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Pemerintah akhirnya mengeluarkan
kebijakan moneter dan fiskal sehingga kelangsungan pembangunan ekonomi dapat
dipertahankan
-Pelita
V
Dilaksanakan
pada tanggal 1 April 1989 hingga 31 Maret 1994. Titik beratnya pada sektor
pertnian dan industri. Indonesia memiliki kondisi ekonomi yang cukup baik
dengan pertumbuhan rata-rata 6,8% per tahun. Posisi perdagangan luar negri
memperlihatkan gambaran yang menggembirakan. Peningkatan ekspor lebih baik
dibanding sebelumnya .
-Pelita VI
Dilaksankan
pada tanggal 1 April 1994 hingga 31 Maret 1999. Titik beratnya pada pembangunan
pada sektor ekonomi yang berkaitan dengan industri dan pertanian serta
pembanguan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya.
Pada periode ini terjadi krisis moneter yang melanda Negara-negara Asia
Tenggara termasuk Indonesia. Karena krisis moneter dan peristiwa plitik dalam
negri yang mengganggu perekonomian menyebabkan rezim Orde Baru runtuh.
5.Kelebihan
sistem Pemerintahan Orde Baru
Perkembangan
GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya AS$ 70 dan pada 1996 telah
mencapai lebih dari AS$1.565
Sukses
transmigrasi
Sukses
KB
Sukses
memerangi buta huruf
Sukses
swasembada pangan
Pengangguran
minimum
Sukses
REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun)
Sukses
Gerakan Wajib Belajar
Sukses
Gerakan Nasional Orang-Tua Asuh
Sukses
keamanan dalam negeri
Investor
asing mau menanamkan modal di Indonesia
Sukses
menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeri
Kekurangan
Sistem Pemerintahan Orde Baru
1.
Semaraknya korupsi, kolusi, nepotisme
2.
Pembangunan Indonesia yang tidak merata dan timbulnya kesenjangan pembangunan
antara pusat dan daerah, sebagian disebabkan karena kekayaan daerah sebagian
besar disedot ke pusat
3.
Munculnya rasa ketidakpuasan di sejumlah daerah karena kesenjangan pembangunan,
terutama di Aceh dan Papua
4.
Kecemburuan antara penduduk setempat dengan para transmigran yang memperoleh tunjangan
pemerintah yang cukup besar pada tahun-tahun pertamanya
5.
Bertambahnya kesenjangan sosial (perbedaan pendapatan yang tidak merata bagi si
kaya dan si miskin)
6.
Pelanggaran HAM kepada masyarakat non pribumi (terutama masyarakat Tionghoa)
7.
Kritik dibungkam dan oposisi diharamkan
8.
Kebebasan pers sangat terbatas,
diwarnai
oleh banyak koran dan majalah yang dibredel
9.
Penggunaan kekerasan untuk menciptakan keamanan, antara lain dengan program
"Penembakan Misterius"
10.
Tidak ada rencana suksesi (penurunan kekuasaan ke pemerintah/presiden
selanjutnya)
11.
Menurunnya kualitas birokrasi Indonesia yang terjangkit penyakit Asal Bapak
Senang, hal ini kesalahan paling fatal Orde Baru karena tanpa birokrasi yang
efektif negara pasti hancur.
12.
Menurunnya kualitas tentara karena level elit terlalu sibuk berpolitik sehingga
kurang memperhatikan kesejahteraan anak buah.
13.
Pelaku ekonomi yang dominan adalah lebih dari 70% aset kekayaaan negara
dipegang oleh swasta
6. KRISIS FINANSIAL
ASIA
Pada
pertengahan 1997, Indonesia diserang krisis keuangan dan ekonomi Asia (untuk
lebih jelas lihat: Krisis finansial Asia), disertai kemarau terburuk dalam 50
tahun terakhir dan harga minyak, gas dan komoditas ekspor lainnya yang semakin
jatuh. [ butuh rujukan] Rupiah jatuh, inflasi meningkat tajam, dan perpindahan
modal dipercepat. Para demonstran, yang awalnya dipimpin para mahasiswa,
meminta pengunduran diri Soeharto. Di tengah gejolak kemarahan massa yang
meluas, Soeharto mengundurkan diri pada
21
Mei 1998 , tiga bulan setelah MPR melantiknya untuk masa bakti ketujuh.[ butuh
rujukan ] Soeharto kemudian memilih sang Wakil Presiden, B. J. Habibie , untuk
menjadi presiden ketiga Indonesia.
7. PASCA ORDE BARU
Mundurnya
Soeharto dari jabatannya pada tahun 1998 dapat dikatakan sebagai tanda akhirnya
Orde Baru, untuk kemudian digantikan "Era Reformasi".[ butuh rujukan
] Masih adanya tokoh-tokoh penting pada masa Orde Baru di jajaran pemerintahan
pada masa Reformasi ini sering membuat beberapa orang mengatakan bahwa Orde
Baru masih belum berakhir. Oleh karena itu Era Reformasi atau Orde Reformasi
sering disebut sebagai "Era Pasca Orde Baru".
Meski
diliputi oleh kerusuhan etnis dan lepasnya Timor Timur, transformasi dari Orde
Baru ke Era Reformasi berjalan relatif lancar dibandingkan negara lain seperti
Uni Soviet dan
Yugoslavia.
[butuh rujukan] Hal ini tak lepas dari peran Habibie yang berhasil meletakkan
pondasi baru yang terbukti lebih kokoh dan kuat menghadapi perubahan zaman.
SUMBER
:
1.ncjfs.blogspot.com/2012/09/kata-pengantar-pujisyukur-kami.html?m=1
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Orde_Baru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar