Senin, 04 April 2016

KEOTENTIKAN AL-QURAN



 Keotentikan Al-Quran

Al-Quran Al-Karim memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri dan sifat. Salah satu di antaranya adalah bahwa ia merupakan kitab yang keotentikannya dijamin oleh Allah, dan ia adalah kitab yang selalu dipelihara. Inna nahnu nazzalna al-dzikra wa inna lahu lahafizhun (Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al-Quran dan Kamilah Pemelihara-pemelihara-Nya) (QS 15:9).
Demikianlah Allah menjamin keotentikan Al-Quran, jaminan yang diberikan atas dasar Kemahakuasaan dan Kemahatahuan-Nya, serta berkat upaya-upaya yang dilakukan oleh makhluk-makhluk-Nya, terutama oleh manusia. Dengan jaminan ayat di atas, setiap Muslim percaya bahwa apa yang dibaca dan didengarnya sebagai Al-Quran tidak berbeda sedikit pun dengan apa yang pernah dibaca oleh Rasulullah saw., dan yang didengar serta dibaca oleh para sahabat Nabi saw.
Tetapi, dapatkah kepercayaan itu didukung oleh bukti-bukti lain? Dan, dapatkah bukti-bukti itu meyakinkan manusia, termasuk mereka yang tidak percaya akan jaminan Allah di atas? Tanpa ragu kita mengiyakan pertanyaan di atas, karena seperti yang ditulis oleh almarhum 'Abdul-Halim Mahmud, mantan Syaikh Al-Azhar: "Para orientalis yang dari saat ke saat berusaha menunjukkan kelemahan Al-Quran, tidak mendapatkan celah untuk meragukan keotentikannya."1 Hal ini disebabkan oleh bukti-bukti kesejarahan yang mengantarkan mereka kepada kesimpulan tersebut.

Bukti-bukti dari Al-Quran Sendiri
Sebelum menguraikan bukti-bukti kesejarahan, ada baiknya saya kutipkan pendapat seorang ulama besar Syi'ah kontemporer, Muhammad Husain Al-Thabathaba'iy, yang menyatakan bahwa sejarah Al-Quran demikian jelas dan terbuka, sejak turunnya sampai masa kini. Ia dibaca oleh kaum Muslim sejak dahulu sampai sekarang, sehingga pada hakikatnya Al-Quran tidak membutuhkan sejarah untuk membuktikan keotentikannya. Kitab Suci tersebut lanjut Thabathaba'iy memperkenalkan dirinya sebagai Firman-firman Allah dan membuktikan hal tersebut dengan menantang siapa pun untuk menyusun seperti keadaannya. Ini sudah cukup menjadi bukti, walaupun tanpa bukti-bukti kesejarahan. Salah satu bukti bahwa Al-Quran yang berada di tangan kita sekarang adalah Al-Quran yang turun kepada Nabi saw. tanpa pergantian atau perubahan --tulis Thabathaba'iy lebih jauh-- adalah berkaitan dengan sifat dan ciri-ciri yang diperkenalkannya menyangkut dirinya, yang tetap dapat ditemui sebagaimana keadaannya dahulu.2
Dr. Mustafa Mahmud, mengutip pendapat Rasyad Khalifah, juga mengemukakan bahwa dalam Al-Quran sendiri terdapat bukti-bukti sekaligus jaminan akan keotentikannya.3
Huruf-huruf hija'iyah yang terdapat pada awal beberapa surah dalam Al-Quran adalah jaminan keutuhan Al-Quran sebagaimana diterima oleh Rasulullah saw. Tidak berlebih dan atau berkurang satu huruf pun dari kata-kata yang digunakan oleh Al-Quran. Kesemuanya habis terbagi 19, sesuai dengan jumlah huruf-huruf B(i)sm Ali(a)h Al-R(a)hm(a)n Al-R(a)him. (Huruf a dan i dalam kurung tidak tertulis dalam aksara bahasa Arab).
Huruf (qaf) yang merupakan awal dari surah ke-50, ditemukan terulang sebanyak 57 kali atau 3 X 19.
Huruf-huruf kaf, ha', ya', 'ayn, shad, dalam surah Maryam, ditemukan sebanyak 798 kali atau 42 X 19.
Huruf (nun) yang memulai surah Al-Qalam, ditemukan sebanyak 133 atau 7 X 19. Kedua, huruf (ya') dan (sin) pada surah Yasin masing-masing ditemukan sebanyak 285 atau 15 X 19. Kedua huruf (tha') dan (ha') pada surah Thaha masing-masing berulang sebanyak 342 kali, sama dengan 19 X 18.
Huruf-huruf (ha') dan (mim) yang terdapat pada keseluruhan surah yang dimulai dengan kedua huruf ini, ha' mim, kesemuanya merupakan perkalian dari 114 X 19, yakni masing-masing berjumlah 2.166.
Bilangan-bilangan ini, yang dapat ditemukan langsung dari celah ayat Al-Quran, oleh Rasyad Khalifah, dijadikan sebagai bukti keotentikan Al-Quran. Karena, seandainya ada ayat yang berkurang atau berlebih atau ditukar kata dan kalimatnya dengan kata atau kalimat yang lain, maka tentu perkalian-perkalian tersebut akan menjadi kacau.
Angka 19 di atas, yang merupakan perkalian dari jumlah-jumlah yang disebut itu, diambil dari pernyataan Al-Quran sendiri, yakni yang termuat dalam surah Al-Muddatstsir ayat 30 yang turun dalam konteks ancaman terhadap seorang yang meragukan kebenaran Al-Quran.
Demikianlah sebagian bukti keotentikan yang terdapat di celah-celah Kitab Suci tersebut.

Bukti-bukti Kesejarahan
Al-Quran Al-Karim turun dalam masa sekitar 22 tahun atau tepatnya, menurut sementara ulama, dua puluh dua tahun, dua bulan dan dua puluh dua hari.
Ada beberapa faktor yang terlebih dahulu harus dikemukakan dalam rangka pembicaraan kita ini, yang merupakan faktor-faktor pendukung bagi pembuktian otentisitas Al-Quran.
(1) Masyarakat Arab, yang hidup pada masa turunnya Al-Quran, adalah masyarakat yang tidak mengenal baca tulis. Karena itu, satu-satunya andalan mereka adalah hafalan. Dalam hal hafalan, orang Arab --bahkan sampai kini-- dikenal sangat kuat.
(2) Masyarakat Arab --khususnya pada masa turunnya Al-Quran-- dikenal sebagai masyarakat sederhana dan bersahaja: Kesederhanaan ini, menjadikan mereka memiliki waktu luang yang cukup, disamping menambah ketajaman pikiran dan hafalan.
(3) Masyarakat Arab sangat gandrung lagi membanggakan kesusastraan; mereka bahkan melakukan perlombaan-perlombaan dalam bidang ini pada waktu-waktu tertentu.
(4) Al-Quran mencapai tingkat tertinggi dari segi keindahan bahasanya dan sangat mengagumkan bukan saja bagi orang-orang mukmin, tetapi juga orang kafir. Berbagai riwayat menyatakan bahwa tokoh-tokoh kaum musyrik seringkali secara sembunyi-sembunyi berupaya mendengarkan ayat-ayat Al-Quran yang dibaca oleh kaum Muslim. Kaum Muslim, disamping mengagumi keindahan bahasa Al-Quran, juga mengagumi kandungannya, serta meyakini bahwa ayat-ayat Al-Quran adalah petunjuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
(5) Al-Quran, demikian pula Rasul saw., menganjurkan kepada kaum Muslim untuk memperbanyak membaca dan mempelajari Al-Quran dan anjuran tersebut mendapat sambutan yang hangat.
(6) Ayat-ayat Al-Quran turun berdialog dengan mereka, mengomentari keadaan dan peristiwa-peristiwa yang mereka alami, bahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka. Disamping itu, ayat-ayat Al-Quran turun sedikit demi sedikit. Hal itu lebih mempermudah pencernaan maknanya dan proses penghafalannya.
(7) Dalam Al-Quran, demikian pula hadis-hadis Nabi, ditemukan petunjuk-petunjuk yang mendorong para sahabatnya untuk selalu bersikap teliti dan hati-hati dalam menyampaikan berita --lebih-lebih kalau berita tersebut merupakan Firman-firman Allah atau sabda Rasul-Nya.
Faktor-faktor di atas menjadi penunjang terpelihara dan dihafalkannya ayat-ayat Al-Quran. Itulah sebabnya, banyak riwayat sejarah yang menginformasikan bahwa terdapat ratusan sahabat Nabi saw. yang menghafalkan Al-Quran. Bahkan dalam peperangan Yamamah, yang terjadi beberapa saat setelah wafatnya Rasul saw., telah gugur tidak kurang dari tujuh puluh orang penghafal Al-Quran.4
Walaupun Nabi saw. dan para sahabat menghafal ayat-ayat Al-Quran, namun guna menjamin terpeliharanya wahyu-wahyu Ilahi itu, beliau tidak hanya mengandalkan hafalan, tetapi juga tulisan. Sejarah menginformasikan bahwa setiap ada ayat yang turun, Nabi saw. lalu memanggil sahabat-sahabat yang dikenal pandai menulis, untuk menuliskan ayat-ayat yang baru saja diterimanya, sambil menyampaikan tempat dan urutan setiap ayat dalam surahnya. Ayat-ayat tersebut mereka tulis dalam pelepah kurma, batu, kulit-kulit atau tulang-tulang binatang. Sebagian sahabat ada juga yang menuliskan ayat-ayat tersebut secara pribadi, namun karena keterbatasan alat tulis dan kemampuan maka tidak banyak yang melakukannya disamping kemungkinan besar tidak mencakup seluruh ayat Al-Quran. Kepingan naskah tulisan yang diperintahkan oleh Rasul itu, baru dihimpun dalam bentuk "kitab" pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar r.a.5

Penulisan Mushhaf
Dalam uraian sebelumnya dikemukakan bahwa ketika terjadi peperangan Yamamah, terdapat puluhan penghafal Al-Quran yang gugur. Hal ini menjadikan 'Umar ibn Al-Khaththab menjadi risau tentang "masa depan Al-Quran". Karena itu, beliau mengusulkan kepada Khalifah Abu Bakar agar mengumpulkan tulisan-tulisan yang pernah ditulis pada masa Rasul. Walaupun pada mulanya Abu Bakar ragu menerima usul tersebut --dengan alasan bahwa pengumpulan semacam itu tidak dilakukan oleh Rasul saw.-- namun pada akhirnya 'Umar r.a. dapat meyakinkannya. Dan keduanya sepakat membentuk suatu tim yang diketuai oleh Zaid ibn Tsabit dalam rangka melaksanakan tugas suci dan besar itu.
Zaid pun pada mulanya merasa sangat berat untuk menerima tugas tersebut, tetapi akhirnya ia dapat diyakinkan --apalagi beliau termasuk salah seorang yang ditugaskan oleh Rasul pada masa hidup beliau untuk menuliskan wahyu Al-Quran. Dengan dibantu oleh beberapa orang sahabat Nabi, Zaid pun memulai tugasnya. Abu Bakar r.a. memerintahkan kepada seluruh kaum Muslim untuk membawa naskah tulisan ayat Al-Quran yang mereka miliki ke Masjid Nabawi untuk kemudian diteliti oleh Zaid dan timnya. Dalam hal ini, Abu Bakar r.a. memberi petunjuk agar tim tersebut tidak menerima satu naskah kecuali yang memenuhi dua syarat:
Pertama, harus sesuai dengan hafalan para sahabat lain.
Kedua, tulisan tersebut benar-benar adalah yang ditulis atas perintah dan di hadapan Nabi saw. Karena, seperti yang dikemukakan di atas, sebagian sahabat ada yang menulis atas inisiatif sendiri.
Untuk membuktikan syarat kedua tersebut, diharuskan adanya dua orang saksi mata.
Sejarah mencatat bahwa Zaid ketika itu menemukan kesulitan karena beliau dan sekian banyak sahabat menghafal ayat Laqad ja'akum Rasul min anfusikum 'aziz 'alayh ma 'anittun harish 'alaykum bi almu'minina Ra'uf al-rahim (QS 9:128). Tetapi, naskah yang ditulis di hadapan Nabi saw. tidak ditemukan. Syukurlah pada akhirnya naskah tersebut ditemukan juga di tangan seorang sahabat yang bernama Abi Khuzaimah Al-Anshari. Demikianlah, terlihat betapa Zaid menggabungkan antara hafalan sekian banyak sahabat dan naskah yang ditulis di hadapan Nabi saw., dalam rangka memelihara keotentikan Al-Quran. Dengan demikian, dapat dibuktikan dari tata kerja dan data-data sejarah bahwa Al-Quran yang kita baca sekarang ini adalah otentik dan tidak berbeda sedikit pun dengan apa yang diterima dan dibaca oleh Rasulullah saw., lima belas abad yang lalu.
Sebelum mengakhiri tulisan ini, perlu dikemukakan bahwa Rasyad Khalifah, yang menemukan rahasia angka 19 yang dikemukakan di atas, mendapat kesulitan ketika menemukan bahwa masing-masing kata yang menghimpun Bismillahirrahmanirrahim, kesemuanya habis terbagi 19, kecuali Al-Rahim. Kata Ism terulang sebanyak 19 kali, Allah sebanyak 2.698 kali, sama dengan 142 X 19, sedangkan kata Al-Rahman sebanyak 57 kali atau sama dengan 3 X 19, dan Al-Rahim sebanyak 115 kali. Di sini, ia menemukan kejanggalan, yang konon mengantarnya mencurigai adanya satu ayat yang menggunakan kata rahim, yang pada hakikatnya bukan ayat Al-Quran. Ketika itu, pandangannya tertuju kepada surah Al-Tawbah ayat 128, yang pada mulanya tidak ditemukan oleh Zaid. Karena, sebagaimana terbaca di atas, ayat tersebut diakhiri dengan kata rahim.
Sebenarnya, kejanggalan yang ditemukannya akan sirna, seandainya ia menyadari bahwa kata rahim pada ayat Al-Tawbah di atas, bukannya menunjuk kepada sifat Tuhan, tetapi sifat Nabi Muhammad saw. Sehingga ide yang ditemukannya dapat saja benar tanpa meragukan satu ayat dalam Al-Quran, bila dinyatakan bahwa kata rahim dalam Al-Quran yang menunjuk sifat Allah jumlahnya 114 dan merupakan perkalian dari 6 X 19.

Penutup
Demikianlah sekelumit pembicaraan dan bukti-bukti yang dikemukakan para ulama dan pakar, menyangkut keotentikan ayat-ayat Al-Quran. Terlihat bagaimana Allah menjamin terpeliharanya Kitab Suci ini, antara lain berkat upaya kaum beriman.

Catatan kaki
1 'Abdul Halim Mahmud, Al-Tafkir Al-Falsafiy fi Al-Islam, Dar Al-Kitab Al-Lubnaniy, Beirut, t.t., h. 50.
2 Muhammad Husain Al-Thabathabaly, Al-Qur'an fi Al-Islam, Markaz I'lam Al-Dzikra Al-Khamisah li Intizhar Al-Tsawrah Al-Islamiyah, Teheran, h. 175.
3 Mustafa Mahmud, Min Asrar Al-Qur'an, Dar Al-Ma'arif, Mesir, 1981, h. 64-65.
4 'Abdul Azhim Al-Zarqaniy, Manahil Al-'Irfan i 'Ulum Al-Qur'an, Al-Halabiy, Kairo, 1980, jilid 1, h. 250.
5 Ibid., h. 252.

Dasar-Dasar Keotentikan Al-Quran
Yang dimaksud dengan otentitas al-Qur-an dalam pembahasan ini adalah bahwa al-Qur-an yang ada pada kita sekarang ini benar-benar terpelihara kemurniannya. Dari definisi al-Qur-an sebagaimana disebutkan di atas terlihat bahwa al-Qur-an itu murni, asli, tanpa ada perubahan, penambahan atau pengurangan sedikitpun. Masalah ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1)    Masa Turunnya
Al-Qur-an diturunkan secara berangsur-angsur dalam waktu lebih kurang 23 tahun. Menurut beberapa riwayat, setelah bi`tsah, Rosululloh Saw hidup di Mekah selama 13 tahun, kemudian hijrah kemadinah dan bermukim dikota ini hingga akhir hayatnya, yakni selama 10 tahun. Ibn Abbas mengatakan, Rosululloh diangkat sebagai nabi dan rosul dalam usia 40 tahun. Setelah bi`tsah beliau tinggal di Mekah 13 Tahun dan selama itu beliau menerima wahyu. Beliau wafat dalam usia 63 tahun. Beberapa sumber riwayat memperkirakan masa turunnya wahtu seluruhnya 20 tahun, tetapi ada juga yang memperkirakan kurang lebih 25 tahun, namun yang masyhur adalah 23 tahun.

Menurut al-Sya`bi, al-Qur-an mula-mula turun pada malam qodar (lailatul qodar). Setelah itu, ia terus diturunkan secara berangsur-angsur. Pendapat ini berdasarkan pada firman Alloh Swt.
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan.” {Q.S Al-Qodr (17) : 106}

وَقُرْآنًا فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنْزِيلا

Artinya: “Dan Al Qur'an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.” {Q.S Al-Isro (17) : 106}

Tujuan Al-Qur-an diturunkan secara berangsur-angsur itu adalah agar Rosululloh Saw dan para sahabatnya dapat menyimak, memahami, mengamalkan, dan memeliharanya dengan baik. Rosululloh membacakannya di hadapan para sahabatsecara perlahan-lahan dan para sahabat membacanya sedikit demi sedikit.

Selain itu al-Qur-an diturunkan berkaitan dengan suatu peristiwa, baik bersifat individual maupun social (kemasyarakatan). Dengan cara seperti ini proses pemeliharaan kemurnian al-Qur-an berjalan dengan sendirinya.
Demikian pula mengenai lailatul qodr yang menandai permulaan turunnya al-Qur-an. Penetapan mala mini dimaksudkan agar manusia dapat mengingatnya, sehingga ia akan terus diingat dan dikenang. Ini juga merupakan bentuk lain dari upaya pemeliharaan kemurnian al-Qur-an, disamping menunjukan ke agunganNya.

Disetiap zaman Alloh menciptakan orang-orang yang dengan mudah dapat menghafal ayat-ayat al-Qur-an. Alloh Swt menegaskan dalam firmanNya:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

Artinya: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” {Q.S al-Hijr (15) : 9}


2)      Yang Menyampaikan Al-Qur-an.
Al-Qur-an memberi informasi bahwa ia diturunkan dari lauh mahfudz ke dunia melalui Malaikat Jibril. Lauh Mahfudz adalah tempat yang terpelihara semacam disket dalam system computer yang terpelihara secara apik dari gangguan dan pengrusakan. Hal ini dijelaskan dalam ayat yang berbunyi:

بَلْ هُوَ قُرْآنٌ مَجِيدٌ. فِي لَوْحٍ مَحْفُوظٍ.

Artinya: “Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Qur'an yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lohmahfuz.” {Q.S Al-Buruj (85) : 21-22}.
3)      Penerima Al-Qur-an
Sebagaimana disebutkan di atas, wahyu dari Alloh Swt disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw melalui malaikat Jibril. Sebagai penerima wahyu, Nabi Muhammad dianugrahi Alloh sifat-sifat mulia yang mustahil ia berdusta.

Akhlaq beliau sangat agung. Hal ini ditegaskan Alloh dalam firmanNya:
وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ

Artinya: “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”{Q.S Al-Qolam (68) : 4}
4)      Para Penulis Al-Qur-an
Al-Qur-an terdiri dari 6666 ayat yang dihimpun dalam 114 surat, mulai dari surat al-fatihah sampai surat an-Nas, kemurnian dan keaslian ayat-ayat tersebut dapat dilihat antara lain dari proses penulisannya. Wahyu pertama yang diterima Nabi ialah ayat 1 s/d 5 surat al-Alaq, ketika beliau berada di Gua Hiro, sedangkan wahyu terakhir adalah ayat ke 3 surat al-Maidah, pada waktu beliau wukuf di arofah melakukan HAji Wada` 9 Zulhijah, tahun ke 10 Hijrah, bertepatan dengan 7 Maret 632 M.
Salah satu faktor yang dapat menjamin keaslian dan kemurnian al-Qur-an ialah teks al-Qur-an itu ditulis sesuai dengan tuntunan dan petunjuk Rosululloh. Penulisannya dilakukan dihadapan beliau sendiri. Untuk keperluan penulisan tersebut Rosululloh mengerahkan sejumlah penulis seperti Khulafaur Rosyidin yang empat, Amir bin Fuhairoh, Ubay bin Ka`ab, Tsabit bin Qois bin Samas, Zaid bin Tsabit, Mu`awiyyah bin Abi Sufyan, termasuk saudara Abu Sufyan: Yazid bin Syu`bah, Zubair bin Awwam, Kholid bin Walid, `Alla bin Al-Hadhromy, Amr bin `Ash, Abdullah bin Al-Hadromy, Muhammad bin Maslamah, dan Abdullah bin Abdullah bin Ubay bin salul.

E.     Al-Quran sebagai Mu’jizat
Mukjizat artinya sesuatu yang luar biasa yang bertentangan dengan adat, atau keluar dari batas-batas faktor yang telah diketahui. Manusia tidak kuasa  membuatnya karena hal ini adalah diluar kesanggupannya. Mukjizat diberikan kepada nabi-nabi untuk menguatkan kenabian dan kerasulannya dan meyakinkan bahwa agama yang dibawanya bukan dibuat sendiri, melainkan benar-benar dari Allah. Maksud bahwa Al-Qur’ansebagai mukjizat adalah menjelaskan bahwa Al-Qur’an adalah haq. Sifat kemukjizatan itu tidak bisa dibuktikan kecuali apabila tiga faktor telahdipenuhi, yaitu :
1.Adanya tantangan (ajakan bertanding atau berlomba)
Dalam sejarah, Al-qur’an telah menantang orang-orang Arab (khususnya) dansemua manusia umumnya, karena Al-qur’an yang besar ini dibawa oleh seorangnabi yang ummi, yang tidak bisa membaca dan menulis, tidak pernah belajar ataumendapat ilmu dari sekolah atau seorang ulama yang pandai dan menonjol dalam berbagai segi kebudayaan dan pengetahuan. Ia datang dengan membawa kitab yangagung dengan maksud menandingi kaum jahiliah pada waktu itu sekalipun merekaadalah pemimpin-pemimpin sastrawan, Nabi Muhammad mengajak mereka umtuk menandingi Al-Qur’an dengan susunan kalimat yang kuat dan gaya bahasa yangmempesona yang bisa menggetarkan semangat serta mendorong untuk ikut berlomba.Al-Qur’an mempersilahkan mereka untuk bertanding dengan membuat sepuluhsurat yang sama, kemudian dengan satu surat saja, namun mereka bungkam tidak  bisa bicara satu pun. Karena itu Al-Qur’an mencatat satu kemenangan denganmengalahkan mereka dan tetap tegaklah Al-qur’an sebagai mukjizat Muhammadyang diturunkan dari Allah.Macam-macam ajakan bertanding yang terdapat dalam Al-Qur’anul Karim adadua macam, yaitu :
a.Ajakan bertanding secara umum.
Ajakan ini disediakan untuk semua golongan seperti yang didengungkan ayatini :
 Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat  yang serupa Al Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang  serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain".(Q.S. 17: 88)1



MENGENAI KEOTENTIKAN & KEBENARAN AL-QUR’AN

..Bismillahirrohmanirrohim..

“Segala Puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hambaNya
al-kitab (Al-Qur’an) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan* di dalamnya.”
(QS.Al-Kahf:1)
NB: * makna dari Kebengkokan yaitu bahwasanya
tidak ada dalam Al-Qur’an itu makna – makna
 yang berlawanan dan tidak ada penyimpangan.

“Dan jika kamu (Tetap) dalam keraguan tentang Al-Qur’an yang
Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad),
buatlah* satu surah(saja) yang semisal Al-Qur’an itu dan
ajaklah penolong – penolongmu selain Allah, jika kamu orang – orang yang benar.”
(QS.Al-Baqarah:23)
NB:
*Ayat ini merupakan tantangan bagi orang – orang
yang meragukan kebenaran Al-Qur’an.
Sesungguhnya Al-Qur’an tidak dapat ditiru
walaupun dengan mengerahkan semua ahli sastra dan bahasa
karena ia merupakan kalam Ilahi dan mukjizat Nabi Muhammad Saw.

“Katakanlah : Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul
untuk membuat serupa Al- Qur’an ini,
niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia,
sekalipun sebahagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.”
(QS.Banii Israa’iil:88)

Al-Qur’an bukanlah sebuah sastra  akan tetapi
subhanallah Al-Qur’an adalah Sastra Terbaik di dunia pada saat zaman sastra dahulu.
Karena keindahan kata – kata yang terkandung di dalamnya
serta mudah dipahami oleh siapapun.

Dan Al-Qur’an bukanlah sebuah Ilmu pengetahuan
tapi subhanallah apa yang ditemukan Ilmuwan Modern saat ini
sudah ada dalam Al-Qur’an sejak 1400 tahun yang lalu.
Dan kita ketahui bahwa Nabi Muhammad adalah seorang yang
Ummi(tidak bisa baca tulis) mustahil beliau dapat membuatnya.
Dan itu salah satu bukti bahwa Al-Qur’an adalah sebuah tanda.
Tanda yang dimaksud adalah Mukjizat Nabi Muhammad Saw dari Allah.

Sehingga apa lagi yang membuat masih ragu akan Al-Qur’an.
Allah sudah menjamin mengenai keotentikan dan
kebenaran Al-Qur’an dan ditantang bagi siapa saja yang masih ragu dengannya
yaitu dengan membuat satu surah saja yang serupa
dengan Al-Qur’an. Dan Alhamdulillah hingga saat ini belum ada yang mampu melakukannya.
Dan Alhamdulillah hingga saat ini juga keotentikan
Al-Qur’an sudah diakui dunia tidak ada sedikitpun
mengalami perubahan dan pertentangan makna.

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an?
Kalau kiranya Al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah,
tentulah mereka mendapati pertentangan yang banyak di dalamnya.”
(QS.An-Nisaa’:82)

Sungguh Al-Qur’an itu adalah petunjuk bagi mereka yang memiliki akal dan  mata hati.
Semua fenomena apa saja ada diterangkan di dalamnya.
Masa lalu, saat ini, dan yang akan datang.
Subhanallah..!!
Semua yang dibutuhkan manusia ada di dalamnya.

Coba kita lihat pendapat dari berbagai pakar Ilmuwan berikut ini
 mengenai Al-Qur’an.

“Agama dapat menjadi petunjuk yang berhasil untuk pencarian ilmu pengetahuan.
Dan agama Islam dapat mencapai sukses dalam hal ini.
Tidak ada pertentangan antara ilmu genetika dan agama.
Kenyataan di dalam al-Quran yang ditunjuk­kan oleh ilmu pengetahuan menjadi valid.
AI-Quran yang berasal dari Allah mendukung ilmu pengetahuan.”
- Prof. Dr. Joe Leigh Simpson
Ketua Jurusan Ilmu Kebidanan dan Ginekologi dan
Prof. Molecular dan Genetika Manusia,
Baylor College Medicine, Houston,
Amerika Serikat.-

"Nabi Muhammad SAW sebagai buku ilmu pengetahuan dari Allah. "
- Prof. Marshall Johnson
Guru Besar ilmu Anatomi dan Perkembangan Biologi,
Universitas Thomas Jefferson,
Philadelphia, Pennsylvania,
Amerika Serikat.-


“AI-Quran adalah sebuah kitab, petunjuk, kebenaran, bukti,”
dan kebenaran yang abadi bagi kita sampai akhir zaman. "
- Prof. TVN Persaud
Ahli anatomi, ahli kesehatan anak-anak,
dan ahli ginekologi kebidanan dan ilmu reproduksi
di Universitas Manitoba, Winnipeg, Menitoba, Kanada.-


"Semua yang tertulis di dalam al-Quran pasti sebuah kebenaran,
 yang dapat dibuktikan dengan peralatan ilmiah. "
- Prof. Tejatat Tejasen
Ketua Jurusan Anatomi Universitas Thailand,
Chiang Mai-


"...metode ilmiah modern sekarang membuktikan
apa yang telah dikatakan Muhammad 1400 tahun yang lalu.
AI-Quran adalah buku teks ilmu pengetahuan yang simpel dan
sederhana untuk orang yang sederhana. "
- Prof. Alfred Kroner
Ketua Jurusan Geologi Institut Geosciences,
Universitas Johannnes Gutterburg, Maintz,
Jerman.-


“Al-Quran adalah kitab yang menakjubkan yang menggambarkan
masa lalu, sekarang, dan masa depan. "
- Prof. Palmer
Ahli Geologi ternama
Amerika Serikat.-


"llmuwan itu sebenarnya hanya menegaskan
apa yang telah tertulis di dalam al-Quran beberapa tahun yang lalu.
Para ilmuwan sekarang hanya menemukan apa yang telah tersebut
di dalam al-Quran sejak 1400 tahun yang lalu."
- Prof. Shroeder
Ilmuwan kelautan dari Jerman


"Dengan membaca al-Quran,
saya dapat menemukan jalan masa depan saya untuk investigasi alam semesta,"
- Prof. Yoshihide Kozai
Guru Besar Universitas Tokyo dan
Direktur The National Astronomical Observatory, Mikata, Tokyo,
Jepang


Dan Alhasil, Subhanallah, Alhamdulillah mereka telah membenarkan
apa yang disampaikan oleh Allah melalui ayatnya yaitu
bagi mereka yang mau secara jujur mengakui bahwa
Al-Qur’an adalah sebuah Mukjizat yang tidak ada
seorang pun dapat membuatnya sekalipun hanya satu surah.
Dan kita ketahui bahwa Al-Qur’an adalah satu – satunya
Kitab suci agama langit(Yahudi,Nasrani,dan Islam)
yang masih benar – benar otentik dan tidak berubah sedikitpun hingga saat ini.
Dan Allah benar – benar menjaminnya.

Ikutilah Agama Allah.
Niscaya tidak akan tersesat baik di dunia maupun di akhirat nanti.

“ Sesungguhnya agama yang (dirido’i) di sisi Allah hanyalah Islam.
Tiada berselisih orang – orang yang telah diberi alkitab*
kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka karena
kedengkian(yang ada) diantara mereka.
Barang siapa yang kafir terhadap ayat – ayat Allah,
maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.”
(QS.Aali-‘Imraan:19)
NB:*Kitab – kitab sebelum Al-Qur’an

“Barang siapa mencari agama selain agama Islam
maka sekali – kali tidaklah akan diterima (Agama) itu darinya,
dan dia di akhirat termasuk orang – orang yang merugi.”
(QS.Aali-‘Imraan:85)

Ada akibat karena ada Sebab.
Begitu juga dengan semua perkataan – perkataan Allah dalam Al-Qur’an.
Mengapa sampai Allah mengatakan bahwa agama yang dirido’I
hanyalah agama islam karena
Allah mengetahui bagaimana sikap orang kafir terhadap alkitabnya.
Mereka suka mengubah dengan tangan – tangan jahil mereka.
Sehingga kebenarannya sudah diragukan.
Mereka sudah mencampur adukkan yang haq dan bathil
sehingga sulit untuk mengetahui kebenaran sesungguhnya.

Sebagaimana salah satu firman Allah yang menyatakannya
termaktub dalam surah An-Nisaa’:46
“Yaitu orang – orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari tempat – tempatnya*…”
(QS.An-Nisaa’:46)
NB:* Mengubah arti kata – kata , tempat,
atau menambah dan mengurangi isi dari Alkitab

“Perhatikanlah, betapakah mereka mengada – ngadakan dusta terhadap Allah?
Dan cukuplah perbuatan itu menjadi dosa yang nyata (bagi mereka).” (QS.An-Nisaa’:50)

Dan ternyata pengubahan sudah terjadi sejak dulu kala.
Kadang hati bertanya – Tanya apa sebenarnya tujuan orang kafir tersebut mengubahnya??
Bukankah itu adalah Perkataan Allah dan tidak memerlukan pengubahan lagi.
Perkataan Allah adalah perkataan yang sangat sempurna.
Dan Bukankah itu sebagai bukti bahwa mereka tidak sepenuhnya percaya pada
Ketetapan Tuhannya sehingga perlu merevisinya atau mengubahnya..
Astaghfirullah..
Wallahu’alam hanya Allah yang tahu.

15 Fakta dalam Alquran yang Terbukti Kebenarannya

Setelah pagi tadi mendengar ceramah dari Ustadz Feri tentang surat Ar-Rahman, saya terinspirasi membuat tulisan ini, inti dari surat ar-rahman yang saya dengar ialah dari ayatnya yang selalu diulangi "Dan Nikmat Tuhanmu yang Manakah yang kamu dustakan"
Berikut 15 fakta ilmiah Alquran yang dari berbagai sumber, di mana berbagai penemuan ilmiah saat ini ternyata sesuai dengan ayat-ayatnya..
1. Fakta tentang besi
Besi adalah salah satu logam berat yang sangat bermanfaat bagi kehidupan. Dalam Alquran surat Al Hadiid ayat 25 menjelaskan bahwa Allah menurunkan besi yang memiliki kekuatan hebat dan memiliki banyak manfaat bagi manusia.

“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Alkitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami turunkan (anzalnaa) besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya, padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa.”
Dalam ayat ini, kata “anzalnaa” memiliki arti “kami turunkan” digunakan untuk menunjuk besi. Apabila diartikan secara kiasan kata “anzalnaa” menjelaskan bahwa besi diciptakan untuk memberi manfaat bagi manusia.
Apabila mengartikan kata itu secara harfiah, yakni “secara bendawi diturunkan dari langit”, maka diperoleh arti bahwa besi diturunkan dari langit. Beberapa ilmuwan telah berhasil membuktikan kebenaran ayat itu. Partikel besi tidak berasal dari bumi melainkan berasal dari benda-benda luar angkasa.
Paling tidak, terdapat sembilan ayat dalam Alquran yang membahas dan menjelaskan tentang besi. Salah satunya, “Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya).” (QS An-Nahl: ayat 81)

2.  Fakta penciptaan berpasang-pasangan
Alquran surat Yaasin ayat 36 menjelaskan, Allah menciptakan segala sesuatu secara berpasang-pasang. Dalam ayat lain, Allah uga berfirman, “Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah.” (QS Adz-Zaariyat: 49).
Menurut ayat ini, Allah menciptakan yang berpasangan tidak hanya manusia, melainkan segala sesuatu yang tumbuh dari bumi dan berbagai partikel yang tidak terlihat mata.
Seorang ilmuwan asal Inggris, Paul Dirac, berhasil melakukan penelitian yang membuktikan bahwa materi diciptakan secara berpasangan. Penemuannya dinamakan ‘Parite. Dia memperoleh Nobel di bidang fisika pada tahun 1933 karena penemuannya itu.

3. Fakta tentang garis edar tata surya
Matahari, planet, satelit dan benda langit lainnya bergerak dalam garis edarnya masing-masing. Alquran surat Al Anbiya ayat 33 dan surat Yaasin ayat 38 menjelaskan mengenai fakta ilmiah itu dan terbukti kebenaranya.
Banyak ayat dalam Alquran yang menjelaskan tentang alam semesta dan tata surya. Beberapa di antaranya seperti:
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (QS Al Anbiya:33)
“Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (QS Yaa Siin: 38)
“Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua.” (QS Yaa Siin: 39)
“Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” (QS Yaa Siin: 40)

Pengamatan astronomi telah membuktikan kebenaran fakta ini.  Menurut ahli astronomi, matahari bergerak sangat cepat dengan kecepatan mencapai 720 ribu km per jam ke arah bintang Vega dalam sebuah garis edar yang dinamakan Solar Apex.
Selain matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan menempuh jarak ini. Semua bintang yang ada di alam semesta juga berada dalam suatu gerakan serupa.

4. Fakta tentang penciptaan manusia dalam 3 tahap
Dalam Alquran surat Az Zumar ayat 6 dijelaskan, manusia diciptakan dalam tubuh ibunya dalam tiga tahapan.
“Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?”
Perkembangan ilmu Biologi modern telah berhasil mengungkap petunjuk dari ayat itu. Pertumbuhan bayi di dalam rahim melewati tiga tahap (tiga kegelapan). Alquran menggunakan istilah ‘kegelapan’ karena memang proses penciptaan manusia dalam perut ibu terjadi di dalam rahim yang gelap. Tahap-tahap itu, pertama, tahap Pre-embrionik, zigot tumbuh membesar melalui pembelahan sel kemudian menjadi segumpalan sel yang membenamkan diri pada dinding rahim. Seiring pertumbuhan zigot, sel-sel penyusunnya mengatur diri mereka sendiri untuk membentuk tiga lapisan.
Kedua, tahap Embrionik yang berlangsung lima setengah minggu. Bayi pada tahap ini disebut “embrio”. Organ dan sistem tubuh bayi juga mulai terbentuk.
Ketiga tahap fetus yang dimulai sejak kehamilan bulan 8 hingga lahir. Pada tahap ini bayi telah menyerupai manusia dengan wajah, kedua tangan dan kakinya.

5. Fakta tentang jenis kelamin bayi
Hasil penemuan ilmu genetika abad 20 menjelaskan bahwa jenis kelamin seorang bayi ditentukan oleh air mani dari pria. Dalam air mani pria terdapat kromosom x yang berisi sifat-sifat kewanitaan dan kromosom y berisi sifat kelaki-lakian. Sedangkan dalam sel telur wanita hanya mengandung kromosom x yang mengandung sifat-sifat kewanitaan. Jenis kelamin seorang bayi tergantung pada sperma yang membuahi, apakah mengandung kromosom x atau y.
Alquran telah menjelaskan fakta itu dalam surat An Najm ayat 45-46, “Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita, dari air mani, apabila dipancarkan.”
Sebelum penemuan itu diperoleh, masyarakat menganggap bahwa penentu jenis kelamin berasal dari wanita.

6. Fakta tentang sidik jari manusia
Setiap manusia memiliki ciri sidik jari yang unik dan berbeda antara satu orang dengan lainnya. Keunikan sidik jari baru ditemukan pada abad 19. Sebelum penemuan itu, sidik jari hanya dianggap sebagai lengkungan biasa yang tidak memiliki arti.

Alquran surat Al Qiyaamah ayat 3-4 menjelaskan tentang kekuasaan Allah untuk menyatukan kembali tulang belulang orang yang telah meninggal, bahkan Allah juga mampu menyusun kembali ujung-ujung jarinya dengan sempurna.
QS Al Qiyamah ayat 3-4:
“Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya?”
“Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna.”

7. Fakta tentang menyusui bayi selama 2 tahun
Air susu ibu atau ASI sangat bermanfaat bagi bayi. ASI adalah sumber makanan terbaik bagi bayi dan mengandung zat yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Tidak ada susu buatan manusia yang mampu menandingi kualitas ASI.
Alquran surat Luqman ayat 14 menganjurkan manusia untuk berbuat baik kepada ibu bapaknya, ibunya telah mengandung dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Surat ini menjelaskan bahwa waktu yang terbaik untuk memberikan ASI bagi seorang bayi adalah 2 tahun karena memberikan banyak manfaat.
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.  Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”

8. Fakta tentang relativitas waktu
Albert Einstein pada awal abad 20 berhasil menemukan teori relativitas waktu. Teori ini menjelaskan bahwa waktu ditentukan oleh massa dan kecepatan. Waktu dapat berubah sesuai dengan keadaannya. Beberapa ayat dalam Alquran juga telah megisyaratkan adanya relativitas waktu ini, di antaranya dalam Alquran surat Al Hajj ayat 47, surat As Sajdah ayat 5 dan Alquran surat Al Ma’aarij ayat 4.
“Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS Al Hajj: 47)
“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS As Sajdah:5)
“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.” (QS Al Ma’arij:4)
Beberapa ayat Alquran lainnya menjelaskan, manusia terkadang merasakan waktu secara berbeda, waktu yang singkat dapat terasa lama dan begitu juga sebaliknya.

9. Fakta tentang gunung
Gunung tidak hanya memperindah pemandangan. Dikaji dari ilmu geologi, gunung berfungsi sebagai penyeimbang bumi dari goncangan. Gunung  muncul karena tumbukan lempengan-lempengan raksasa yang membentuk kerak bumi. Ketika dua lempengan bertumbukan, lempengan yang lebih kuat menyelip ke bawah sedangkan  lempengan yang lemah melipat ke atas membentuk dataran tinggi dan gunung.
Alquran menjelaskan fungsi gunung dalam beberapa ayat di antaranya dalam surat Al Anbiyaa ayat 21 dan surat An Naba’ ayat 6-7. Gunung diibaratkan sebuah paku yang menjadikan lembaran kayu tetap saling menyatu.
“Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.” (QS Al Anbiya:31)
“Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, dan gunung-gunung sebagai pasak?,” (QS An Naba’: 6-7)
10. Fakta tentang dasar lautan yang gelap
Manusia tidak mampu menyelam di laut dengan kedalaman di bawah 40 meter tanpa peralatan khusus. Dalam sebuah buku berjudul Oceans juga dijelaskan, pada kedalaman 200 meter hamper tidak dijumpai cahaya, sedangkan pada kedalaman  1000 meter  tidak terdapat cahaya sama sekali.
Kondisi dasar laut yang gelap baru bisa diketahui setelah penemuan teknologi canggih. Namun Alquran telah menjelaskan keadaan dasar lautan semenjak ribuan tahun lalu sebelum teknologi itu ditemukan. Alquran surat An Nur ayat 40 menjelaskan mengenai fakta ilmiah ini.

“Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barang siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit pun.” (QS An Nuur: 40).

11. Gravitasi bumi
Salah satu permasalahan ilmiah yang juga dijelaskan Al Qur’an adalah gravitasi bumi. Allah swt berfirman: “Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang.” (QS. Luqman [31]:10)
Para mufasir di bawah ayat itu menjelaskan permasalahan gravitasi bumi. Mereka berkata: Di ayat itu dijelaskan beberapa dari mukjizat-mukjizat Al Qur’an, yakni menjelaskan sesuatu yang mana orang-orang di saat itu sama sekali belum pernah berfikir tentangnya, dan bahkan membayangkannya pun belum pernah. Salah satu permasalahan itu adalah tiang-tiang tak nampak yang berguna untuk menyangga benda-benda langit dalam tata surya kita. Yang maksudnya adalah daya tarik (gravitasi) dan daya tolak yang menjadi rahasia di balik orbit, rotasi dan evolusi tata surya.
Permasalaha yang lain adalah terjaganya bumi dari goncangan berkat gunung-gunung, dan juga masalah keberpasangan tumbuh-tumbuhan. Al Qur’an menyebut gravitasi sebagai tiang; karena daya tarik yang ada antara bumi dan matahari bagaikan rantai, yang mana menurut penjelasan Al Qur’an bagai tiang yang kuat. Daya itulah yang mengatur jarak antara bumi dan matahari serta perputarannya; yang mana peran itu mirip dengan peran yang dimainkan oleh tiang dalam rumah kita. Fenomena yang telah disinggung Al Qur’an ini adalah salah satu contoh bukit kemukjizatannya yang mana umat manusia baru bisa membuktikan kebenaran masalah tersebut saat ini dengan menggunakan perangkat-perangkat ilmiah moderen.

12. Sedikitnya kadar oksigen di ketinggian
Dalam surah Al An’am Allah swt berfirman: “Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.” (QS. Al-An’am [6]:125)
Sebagian ahli tafsir berkata: Makna yang lebih lembut lagi yang dapat dipahami dari ayat itu adalah: Kini telah terbukti bahwa udara yang biasa terjangkau oleh kita di muka bumi memiliki kadar oksigen yang tinggi sehingga kita dapat bernafas dengan lega. Namun semakin kita menaiki tempat yang lebih tinggi, maka semakin tinggi kita naik semakin sedikit pula kadar oksigen yang dapat kita hirup. Misalnya jika kita menaiki gunung yang tingginya berkilo-kilo meter dari permukaan laut, jika kita tidak menggunakan tabung oksigen untuk bernafas, kita akan semakin sulit untuk menghirup udara, sehingga dada kita terasa amat sesak. Atau bahkan kita bisa sampai pingsan karena itu. Di jaman diturunkannya Al Qur’an permasalahan ilmiah ini sama sekali belum pernah terbukti namun kitab suci itu telah menjelaskannya

13. Dua laut yang tidak pernah bercampur

Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.” (Q.S. Ar-Rahman:19-20)
Subhanallah, Maha Besar Allah Yang Maha Agung. Ternyata air laut yang tidak bercampur itu benar-benar ada. Saya sudah sering membaca ayat tersebut, tapi masih belum tahu di mana gerangan air laut yang tidak pernah bercampur itu. Ayat lain yang menceritakan fenomena yang sama terdapat pada Surat Al-Furqan ayat 53 yang berbunyi:
“Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S. Al-Furqaan:53)
Dua lautan yang tidak bercampur itu terletak di Selat Gibraltar, selat yang memisahkan benua Afrika dan Eropa, tepatnya antara negera Maroko dan Spanyol

14. Titanic

QS. Yaasiin (36) : 41-44
41. Dan suatu tanda (kebesaran Allah yang besar) bagi mereka adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka dalam bahtera yang penuh muatan,
42. dan Kami ciptakan untuk mereka yang akan mereka kendarai seperti bahtera itu.
43. Dan jika Kami menghendaki niscaya Kami tenggelamkan mereka, maka tiadalah bagi mereka penolong dan tidak pula mereka diselamatkan.
44. Tetapi (Kami selamatkan mereka) karena rahmat yang besar dari Kami dan untuk memberikan kesenangan hidup sampai kepada suatu ketika.
Kapal ini digambarkan penuh muatan mungkin seperti kapalnya Nabi Nuh A.S.
Untuk Kapal Titanic, Allah SWT ternyata berkehendak, “Kami tenggelamkan mereka”, maka tenggelamlah kapal Titanic beserta sebagian besar penumpangnya. Tetapi Allah juga berkehendak, “Kami selamatkan mereka”, sehingga ada juga penumpang yang selamat yaitu sebagian besar wanita dan anak-anak
Kapal ini digambarkan penuh muatan mungkin seperti kapalnya Nabi Nuh A.S.
Untuk Kapal Titanic, Allah SWT ternyata berkehendak, “Kami tenggelamkan mereka”, maka tenggelamlah kapal Titanic beserta sebagian besar penumpangnya. Tetapi Allah juga berkehendak, “Kami selamatkan mereka”, sehingga ada juga penumpang yang selamat yaitu sebagian besar wanita dan anak-anak:

15. Menara WTC

Peristiwa WTC 9/11 terjadi disekitar 14 abad setelah Al Quran diturunkan, namun detail fisiknya telah tercatat secara tersembunyi didalam Al Qur'an, yaitu dalam surat At-Taubah. Surat At-Taubah merupakan surat ke 9 dalam urutan Al-Qur’an, dimana 37 ayat diantaranya terletak pada juz ke -11 (sisanya di juz 10), dan kabarnya jumlah huruf pada 37 ayat ini terdiri dari 2001 huruf, ada pula yang bilang jumlah kata pada keseluruhan surat At-Taubah ini ada 2001 kata. Angka-angka ini sama dengan tanggal, bulan dan tahun terjadinya tragedi WTC 9/11 tersebut.
Ingin tahu mengapa ayat yang menginformasikan bangunan yang jatuh / runtuh ini ada di ayat 109 dan 110 ?. Ternyata jumlah tingkat di gedung masing-masing dari dua gedung menara WTC ada 110 tingkat ! (Telah menjadi kebiasaan bagi masyarakat Barat yang mempercayai tahyul angka sial 13, sehingga gedung-gedung tinggi selalu menghapus istilah lantai ke-13, sehingga jumlah tingkat gedung sebenarnya adalah 109).

Subhanallah !

Sungguh demikian sempurna cara Allah SWT memberi tanda-tanda kebenaran dan tanda-tanda kekuasaannya kepada orang-orang yang diberi-Nya petunjuk. Beruntunglah kita bila menjadi orang yang selalu bertambah keimanannya ketika mendengar kebenaran dan kebesaran Allah SWT semacam ini.

Ini hanya sebagian kecil bukti dari kekuasaan Allah swt yang saya ketahui, sesungguhnya disetiap detik kehidupan kita itu semua adalah kekuasaan Allah swt.Maka bersyukurlah atas semua yang diberikan allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar