Cuti Diluar Tanggungan Negara Pegawai Negeri Sipil
Dasar
Uu No 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian Jo UU Nomor 43 Tahun 1999 PP
Nomor 24 Tahun 1976 Tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil SE Kepala BAKN Nomor
01/SE/1977 Tentang Permintaan dan Pemberian Cuti PNS
1. CLTN bukan hak, oleh sebab itu
permintaan CLTN dapat dikabulkan atau ditolak oleh Pejabat yang berwenang
memberikan cuti. Pertimbangan Pejabat yang bersangkutan didasarkan untuk
kepentingan dinas.
2. PNS yang bekerja sekurang-kurangnya 5
(lima) tahun secara terus menerus, karena alasan pribadi yang penting dan
mendesak dapat diberikan CLTN untuk paling lama 3 (tiga) tahun. Jangka waktu
tersebut dapat diperpanjang untuk paling lama 1(satu) tahun apabila ada alasan
yang penting untuk memperpanjangnya.
3. CLTN hanya dapat diberikan dengan SK
Pejabat yang berwenang memberikan cuti setelah mendapat persetujuan dari Kepala
BKN.
4. Permintaan perpanjangan CLTN yang
diajukan sekurang-kurangnya 3 bulan sebelum CLTN berakhir.
5. PNS yang menjalankan CLTN dibebaskan
dari jabatannya dan jabatan yang lowong itu dengan segera dapat diisi.
6. Selama menjalankan CLTN tidak berhak
menerima penghasilan dari Negara dan tidak diperhitungkan sebagai masa kerja
PNS
7. PNS yang telah selesai menjalakan
CLTN wajib melaporkan diri secara tertulis kepada Pimpinan Instansi induknya
8. Pimpinan instansi induk yang telah
menerima laporan dari PNS yang telah selesai menjadlankan CLTN berkewajiban:
a.
Menempatkan dan memperkerjakan kembali apabila ada lowongan dengan terlebih
dahulu mendapat persetujuan dari Kepala BKN
b.
Apabila tidak ada lowongan, maka pimpinan isntansi induk melaporkan kepada
kepala BKN untuk kemungkinan disalurkan penempatannya pada instansi lain.
c.
Apabila Kepala BKN tidak dapat menyalurkan penempatan PNS tersebut, maka Kepala
BKN memberitahukan kepada Pimpinan Instansi induk agar memberhentikan PNS
dengan hak-hak akepegawaian menurut peraturan perundnag-undangan yang berlaku.
9. Khusus bagi CLTN untuk persalinan,
berlaku ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a.
Permintaan CLTN tidak dapat ditolak
b.
PNS yang menjalankan CLTN tidak dibebaskan dari jabatannya, atau dengan kata
lain, jabatannya tidak dapat diisi oleh orang lain.
c.
Tidak memerlukan persetujuan Kepala BKN.
d.
Lamanya cuti sama dengan lamanya cuti bersalin yakni 1 (satu) bulan sebelum dan
2 (dua) bulan sesudah persalinan.
e.
Selama menjalankan CLTN tersbeut tidak menerima penghasilan dari Negara dan
tidak diperhitungkan sebagai masa kerja PNS.
Syarat-syarat
Mengajukan Cuti Diluar Tanggungan Negara
Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja
sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun secara terus menerus karena alasan-alasan
pribadi yang penting dan mendesak dapat diberikan cuti diluar tanggungan
Negara.
Cuti diluar tanggungan Negara dapat diberikan
untuk paling lama 3 (tiga) tahun.
Jangka
waktu cuti diluar tanggungan Negara dapat diperpanjang paling lama 1 (satu)
tahun apabila ada alasan-alasan yang penting untuk memperpanjangnya.
Selama menjalankan cuti diluar
tanggungan Negara, PNS yang bersangkutan tidak berhak menerima penghasilan dari
Negara.
Selama menjalankan cuti diluar
tanggungan Negara tidak diperhitungkan sebagai masa kerja Pegawai Negeri Sipil.
PNS yang tidak melaporkan diri kembali
kepada instansi induknya setelah habis masa menjalankan cuti diluar tanggungan
Negara diberhentikan dengan hormat sebagai PNS.
PNS
yang melaporkan diri kembali kepada instansi induknya setelah habis masa
menjalankan cuti diluar tanggungan Negara, maka:
o
Apabila ada lowongan ditempatkan kembali.
o
Apabila tidak ada lowongan, maka pimpinan instansi yang bersangkutan
melaporkannya kepada Kepalan Badan Kepegawaian Negara untuk kemungkinan
ditempatkan pada instansi lain.
o
Apabila penempatan yang dimaksud tidak mungkin maka PNS yang bersangkutan
diberhentikan dari jabatannya karena kelebihan dengan mendapat hak-hak
kepegawaian menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
KETENTUAN CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA
- Cuti di luar tanggungan negara Dapat diberikan kepada PNS yang telah bekerja sekurang kurangnya 5 (lima) tahun secara terus menerus karena alasan pribadi yang penting dan mendesak.
- Cuti di luar tanggungan negara Diberikan untuk paling lama 3 tahun dan dapat diperpanjang untuk paling lama 1 tahun.
- PNS dapat diberikan Cuti di luar tanggungan Negara untuk persalinan anak ke empat dan seterusnya selama tiga bulan.
- PNS yang menjalankan cuti di luar tanggungan Negara dibebaskan dari jabatannya kecuali cuti di luar tanggungan Negara untuk persalinan keempat dan seterusnya dan jabatan yang lowong itu dengan segera dapat diisi
- Selama menjalankan cuti, PNS yang bersangkutan tidak berhak menerima penghasilan dari Negara dan tidak diperhitungkan sebagai masa kerja.
- Cuti di luar tanggungan negara diajukan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti disertai dengan alasan-alasannya.
- Pejabat yang berwenang dapat menolak atau mengabulkan permohonan cuti sesuai pertimbangan yang didasarkan untuk kepentingan dinas karena cuti di luar tanggungan Negara adalah bukan hak.
- Cuti di luar tanggungan negara dapat diberikan dengan surat keputusan pejabat yang berwenang memberikan cuti setelah mendapat persetujuan dari BKN.
- PNS yang ingin memperpanjang cuti, harus mengajukan permintaan perpanjangan cuti secara tertulis disertai dengan alasan-alasannya.
- Penerbitan keputuan perpanjangan Cuti, dilaksanakan setelah mendapat persetujuan Kepala BKN
- Permohonan atau perpanjangan cuti, diajukan sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sebelum tanggal pelaksanaan cuti atau sebelum pelaksanaan cuti berakhir.
SYARAT PENGAJUAN CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA
- Permohonan Cuti diluar tanggungan Negara kepada Bupati
- SK awal s/d akhir
- Photo Copy Karpeg
- Photo Copy SK Konversi Nip
- DP3 dua tahun terakhir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar